PENDAHULUAN
Belajar adalah perubahan yang
terjadi melalui latihan atau usaha sehingga anak memiliki berbagai kemampuan,
pengetahuan dan sebagainya. Menurut Zikri neni Iska dalam bukunya mengatakan
bahwa belajar adalah perubahan secara relative berlangsung lama pada perilaku
yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman, membentuk perilaku amat penting bagi
kelangsungan hidup manusia, dan membantu manusia menyesuaikan diri (adaptasi)
dengan lingkungan. Dengan adanya proses belajar inilah manusia bertahan hidup.[1]
Dalam hal ini belajar
berfungsi sebagai penentu atau sebab terjadinya perkembangan. Tanpa melalui
belajar potensi mental psikologis anak tidak mungkin dapat dikembangkan dan
perkembangan pribadi manusia itu merupakan hasil perpaduan unsur kematangan
belajar.
Transformasi
dalam belajar merupakan suatu tahap dalam proses belajar mengajar yang akan
menentukan keberhasilan siswa dalam menguasai informasi/pelajaran yang
dipelajari.
Berikut
ini akan diuraikan latar belakang psikologi tentang transformasi dalam belajar,
pengertian dan bentuk-bentuk transformasi dalam belajar.
PEMBAHASAN
A.
Latar
Belakang
Dalam psikologi ada dua
pandangan tentang proses belajar yaitu:
1. Pandangan
Behavioristis, memandang bahwa proses belajar itu terjadinya karena hubungan stimulus
dan respon atau antara respon dengan penguat. Dengan demikian pandangan
Behavioris mengenai proses belajar hanya menekankan pada unsur di luar
individu.
2. Pandangna
Field Cognitive, memandang proses itu bukan terjadi karena hubungan stimulus
respon tetapi merupakan hasil aktifitas kemampuan mental individu dalam
menggunakan fungsi-fungsi psikologisnya seperti ingatan, konsep, dan
sebagainya. Pandangan kognitif sangat menitik beratkan kepada potensi diri
individu yang belajar.
Dari kedua pandangan tersebut lahirlah
dua macam teori belajar, yang berasal dari pendekatan perilaku atau behavioris
lahirlah teori Operant Conditioning dari Skinner. Sedangkan yang digali
dari pendekatan Kognitif adalah teori belajar Instrumental Conceptualism dari
Brunner.
Menurut Skinner, proses
belajar itu melibatkan tiga tahap, Pertama, adanya stimulus atau situasi
(S) yang dihadapi. Kedua, timbulnya perilaku atau Behavior (B) dalam
diri individu. Ketiga, penguat atau Reinforcement (R) yang menyertai
perilaku tersebut.
Sedangkan menurut
konsep Instrumental Conceptualism, yaitu: Pertama, pemerolehan
informasi. Kedua, pengolahan informasi kedalam bentuk yang layak untuk
diterapkan. Ketiga, pengetesan dan pengecekan kecukupan (memadai
tidaknya) perubahan bentuk informasi tersebut.
Brunner membagi
kegiatan menjadi tiga tahap, yaitu: Pertama, tahap informasi. Kedua,
tahap transformasi. Ketiga, tahap evaluasi.
B.
Pengertian
dan Bentuk-bentuk Transformasi
Dari uraian di atas
jelas bahwa konsep tentang Transformasi belajar itu bersal dari konsep teori
belajar Instrumental Conceptualism yang dikemukakan oleh Brunner tahun 1966.
Transformasi dalam
belajar harus diartikan sebagai proses perubahan bentuk dari informasi yang
dipelajari menjadi bentuk kemampuan atau pengetahuan yang dimiliki/dikuasai
oleh siswa. Proses transformasi informasi ini dilakukan siswa dengan cara
mengolah informasi yang diterimanya dengan menggunakan fungsi-fungsi mental
psikologisnya. Dapat dikatakan pula bahwa transformasi dalam belajar itu tidak
lain adalah proses penyerapan yang dilakukan siswa dalam waktu belajar.
Menurut Brunner, proses
transformasi informasi atau proses menyerap pelajaran itu dapat berlangsung
dalam tiga bentuk, yaitu: The, The Iconic,dan The Symbolic.
1.
Bentuk
Enactive
Enactive berasal dari
Enact yang diartikan dengan memainkan peran/melakonkan atau menirukan. Enactive
dimaksudkan sebagai bentuk transformasi dalam belajar yang dilakukan oleh siswa
dengan cara memerankan atau menirukan informasi yang diajarkan oleh guru.
2.
Bentuk
Iconic
Iconic berarti
menggambarkan atau membayangkan (imagery). Bentuk Iconic adalah bentuk
transformasi belajar yang dilakukan dengan menggunakan bayangan atau imaginasi.
Pada bentuk ini siswa dalam menyerap pelajaran dilakukan dengan
membayangkan/menghafal atau dengan menghayati informasi yang
diterima/disampaikan oleh guru.
3. Bentuk Symbolic
Bentuk Symbolic
merupakan suatu bentuk transformasi belajar yang lebih tinggi dari
bentuk-bentuk transformasi Enactive dan Iconic. Bentuk ini
merupakan cara menyerap pelajaran yang
dilakukan siswa bukan dengan meniru atau membayangkan atau menghafal tetapi
dilakukan dengan melalui proses berfikir menggunakan simbol-simbol bahasa atau
pengertian-pengertian.
KESIMPULAN
Transformasi dalam
belajar merupakan suatu tahapan dalam proses belajar mengajar yang akan
menentukan keberhasilan siswa dalam menguasai informasi yang dipelajari.
Transformasi dalam
belajar itu diartikan sebagai proses perubahan bentuk dari informasi yang
dipelajari menjadi bentuk kemampuan atau pengetahuan yang dimiliki atau
dikuasai oleh siswa. Transformasi dalam belajar ini dilakukan siswa pada waktu
menyerap pelajaran yang disampaikan guru atau waktu mempelajari textbook.
Konsep tranformasi
dalam belajar itu berasal dari teori belajar kognitif yang disebut dengan
Instrumental Conceptualism yang dikemukakan oleh seorang tokoh psikologi Jerome
Brunner membagi tahap kegiatan mengajar menjadi 3 bagian, yaitu: tahap
informasi, tahap transformasi, dan tahap evaluasi.
Menurut Brunner, proses
transformasi informasi atau proses menyerap pelajaran ada tiga macam bentuk: 1.
Bentuk Enactive untuk pelajaran psikomotorik, 2. Bentuk Iconic untuk pelajaran
kognitif/pengetahuan fakta, ingatan, afektif, sikap, dan apresiasi, 3. Bentuk
Symbolic untuk menyerap pelajaran kognitif tinggi seperti pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Iska,
Zikri Neni, Psikologi Pengantaran Pemahaman Diri dan Lingkungan,
(Jakarta: Kizi Brather’s), 2008
Sabri,
Alisuf, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya), 2007
[1] Zikri Neni Iska, Psikologi
Pengantaran Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi Brather’s), 2008,
hlm. 82
No comments:
Post a Comment